TAKUT 66, TAKUT 98 MENJADI SEGAN (KINI)

SorotKita | 19.20 | 0 komentar

EPUL SAEPUL ANWAR 
SorotKita-Pernahkan Kita membaca kalimat-kalimat ini sebelumnya? ini adalah Puisi berjudul “Takut 66, Takut 98” Karya Taufik Ismail.

Mahasiswa Takut Pada Dosen
Dosen Takut Pada Dekan
Dekan Takut Pada Rektor
Rektor Takut Pada Menteri
Menteri Takut Pada Presiden
Presiden Takut pada Mahasiswa

TAKUT 66, TAKUT 98 MENJADI SEGAN (KINI)


TAKUT 66, TAKUT 98 MENJADI SEGAN (KINI)



Ada apa di Tahun 98? Ya, Reformasi, Kudeta Presiden Soeharto oleh Mahasiswa pada saat itu yang sudah sangat jengah akan terhadap pola kepemimpinan Presiden Soeharto yang Otoriter, Setidaknya seperti itulah garis besar latar belakang terjadinya peristiwa tersebut.

Lantas pada saat sekarang ini, Masihkah Mahasiswa Takut pada Dosennya? Dan masihkan Mahasiswa membuat takut sang Presiden? Mungkin, ataukah yang ada justru sekarang ini Mahasiswa takut pada Dosen hanya karena tidak mengerjakan Tugas atau bahkan takut tidak dapat mengikuti perkuliahan karena belum membayar uang kuliahnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan pula bahwa Mahasiswa itu sendiri pun masih ditakuti oleh Presiden, karena apa? Karena Reformasi 98 adalah bukti bahwa bukan Dosen, Dekan, Rektor bahkan Menteri yang mengkudeta Kepemimpinan Presiden Indonesia saat itu, melainkan adalah Mahasiswa.

Sekarang, bagaimana jika Kata Takut pada Puisi diatas dibiaskan dengan kata yang lebih baik, adakah?.

Segan, mungkin? Tanpa ditulis ulang pun sudah terbayang ada sedikit senyum penuh harap kearah yang lebih baik dari Kata Segan itu sendiri. Tapi, jika takut memang cenderung terkesan menyeramkan dan kurang baik, apakah makna kata segan bisa seketika merubah maksud dan makna dari Puisi diatas pada kenyataannya saat ini?.

Jika Puisi Karya Taufik Ismail tentang Reformasi tersebut lahir dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan, maka seharusnya hal itu jangan sampai terjadi lagi saat ini. Apa yang tidak terpuaskan maka harus menjadi terpenuhi, dalam kata Segan yang dibiaskan sebagai pengganti kata Takut dalam puisi diatas. Hingga akhirnya akan lahir Dosen, Dekan, Rektor dan Menteri yang disegani Mahasiswa, serta Mahasiswa yang disegani Presiden sebagai salah satu faktor penting yang membantu perkembangan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.-SorotKita

Category:

0 komentar